Study and Work in TOKYO
Belajar dan bekerja di Tokyo

Berdasarkan survey Japan Student Serviced Organization (JASSO), jumlah siswa internasional yang belajar di institusi pendidikan Jepang sekitar 280.000 orang. Dibandingkan sejak 2019 sebelum penyebaran virus COVID-19, jumlah ini mengalami peningkatan.
Siswa internasional yang belajar di sekolah lanjutan seperti sekolah kejuruan, universitas, dan pascasarjana sebanyak 188.000 orang, naik 8.000 orang dari tahun sebelumnya yang berjumlah 180.000 orang. Dalam jumlah tersebut, siswa sekolah kejuruan berjumlah 46.000 orang, turun 6.000 orang dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan asal negara atau wilayah, siswa internasional asal Cina menempati jumlah 41.4%.
Selanjutnya diikuti oleh Nepal sebanyak 13.6%. Dan seterusnya oleh Vietnam, Korea, dan Myanmar seperti pada diagram.

Berdasarkan "Survei Siswa Internasional di Sekolah Kejuruan" oleh Globalization Promotion Support Project dari Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MEXT) yang diadakan pada Desember 2020, 70% dari siswa internasional menjawab bahwa mereka "ingin mencari pekerjaan di Jepang". Hampir 80% mahasiswa tahun ke-2 hingga tahun ke-4 berharap untuk kerja di Jepang.

Lalu, bagaimana situasi ketenagakerjaan siswa internasional setelah lulus dari institusi pendidikan?
Siswa internasional yang bekerja di Jepang harus mengubah status kependudukannya yang semula adalah "siswa".
Menurut laporan pers Biro Imigrasi dari Menteri Kehakiman yaitu "Mengenai Status Kerja Siswa Internasional di Perusahaan Jepang Tahun 2022", orang asing berstatus kependudukan "siswa" di tahun 2022 yang mengajukan izin perubahan status kependudukan untuk bekerja di perusahaan Jepang ada sebanyak 35.363 orang, dengan 33.415 orang diantaranya mendapatkan izin. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya.

Perincian jumlah izin status kependudukan adalah 28.853 orang untuk status "Teknologi/Humaniora/Bisnis Internasional", yaitu sebanyak 86.3% dari total izin. Jenis industri dari pekerjaan siswa internasional adalah 84.4% industri non-manufaktur dan 15.2% industri manufaktur. Dengan jenis pekerjaan utamanya adalah 16.1% sebagai penerjemah/interpreter, 7.7% di bidang informasi dan teknologi komunikasi, 7.4% di bidang perencanaan, dan 7.0% di bagian administrasi.

Latar belakang pendidikan terakhir dari siswa internasional yang mengubah statusnya ke visa kerja paling banyak adalah lulusan sekolah kejuruan sebanyak 16.191 orang (48.5%), lulusan universitas sebanyak 9.770 orang (29.2%). Sebanyak 36.5% bekerja di perusahaan yang ada di Tokyo.

Pada tahun 2019, diberlakukan status kependudukan baru yaitu "Specified Skilled Worker". Dengan diberlakukannya status kependudukan tersebut, siswa internasional bisa bekerja di bidang yang sebelumnya tidak diperkenankan. Meski begitu, industri yang diperkenankan tersebut terbatas hanya di 12 bidang. Mohon mengecek website The Immigration Services Agency of Japan untuk informasi lebih detil.

Grafik Perolehan Status Kependudukan (Tahun 2013- 2022)

)

Zoom

Grafik Perolehan Status Kependudukan (Tahun 2013- 2022)

×

Kembali

Persyaratan kerja setara dengan universitas - “International Student Career Development Promotion Program”-

Siswa internasional lulusan sekolah kejuruan yang diakui oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MEXT) mendapatkan izin tinggal yang sama dengan lulusan universitas, yaitu status kependudukan untuk "Teknologi/Humaniora/Bisnis Internasional"
Sampai saat ini, terdapat persyaratan ketat antara hubungan riwayat pendidikan dengan jenis pekerjaan yang ingin diambil, dan ada juga kasus penolakan izin perubahan status kependudukan dari pelajar menjadi pekerja. Dengan adanya akreditasi program, sekolah kejuruan menjadi sejajar dengan universitas dan cakupan pekerjaan bagi siswa internasional lulusan sekolah kejuruan akan semakin luas.
https://www.mext.go.jp/a_menu/shougai/senshuu/1412546_00015.htm